Kamis, 03 Januari 2013

malam tahun baru islam yang terlupakan dan terkikis budaya barat

Aneh tapi nyata itulah kenyataanya. Sebagian besar umat Islam saat ini ini lebih mengetahui tahun baru Masehi (1 Januari), ketimbang tanggal 1 Muharram (bulan Hijriah) yang merupakan tahun baru umat Islam. Bahkan kalau ditanya urutan bulan masehi dengan bulan hijriah, lebih hapal bulan masehi. Tragis!!!

Lebih dari itu, yang lebih menyesakan dada, pemahaman serta pola pikir mengenai tahun baru Islam ini, telah meracuni generasi umat Islam dewasa ini. Sehingga tidak terlalu berlebihan, ketika perayaan tahun baru Islam yang jatuh pada Kamis 15 November 2012 mendatang, sebagian besar umat Islam hanya berdiam diri dan tidak
melakukan sesuatu yang istimewa dalam perstiwa akbar tersebut.

Kondisi ini berbanding seratus delapan puluh derajat, bila dibandingkan ketika kedatangan tahun baru masehi. Ribuan bahkan jutaan umat manusia di seantoro dunia ini dibuat sibuk minta ampun, untuk memeriahkan pesta pora yang tidak jelas itu. Bahkan berbagai acara dan kegiatan pun turut memeriahkan kedatangan awal tahun itu
yang sifatnya materialistis dan hedonis. Konvoi kendaraan bermotor pada malam tahun baru Januari selalu membuat jalan raya padat merayap. Pesta kembang api dan berbagai konser musik, bahkan pesta esek-seks, mabuk-mabukan, dan berbagai kemaksiatan lainnya pun turut disuguhkan dan dinikmati pada satu malam tersebut. Ironisnya lagi, yang terbuai untuk melakukan hal itu ternyata umat Islam sendiri. Mereka telah dijejali berbagai macam virus yang telah merusak otaknya, untuk menyimpang dari ajaran Islam, untuk mengikuti ajaran ajakan setan yang terkutuk.

Lalu pertanyanya, apa yang dilakukan dalam menyambut tahun baru Hijriah ini? Padahal bila menengok sejarah masa lampau, tahun hijriah ini telah tercatat dalam sejarah tinta emas. Historisnya, pada waktu itu Nabi Muhammad SAW tengah berhijrah dari kota Mekah ke Madinah untuk membangun kekuatan Islam. Di sinilah bisa
dikatakan titik awal kebangkitan umat Islam dalam menyebarkan agama ke seluruh pelosok penjuru dunia. Karena bila ditelisik lebih mendalam, 1 Muharram merupakan awal untuk perubahan saat proses hijrah berlangsung. Hijrah sendiri menurut etimologi artinya berpindah. Sedangkan menurut terminologi, mengandung dua makna, yakni hijrah makani dan hijrah maknawi. Hijrah makani bisa dikatakan hijrah secara fisik berpindahnya dari suatu tempat yang kurang baik menuju yang lebih baik. (dari negeri kafir menuju negeri Islam). Namun secara nonfisik hijrah mengandung makna, berpindah dari nilai yang buruk menuju nilai yang lebih baik.

Tepatnya dari kebathilan menuju kebenaran atau dari moral bangsa yang buruk menuju bangsa yang bermoral. Bahkan makna berpindah itu sendiri mempunyai makna yang besar. Ini bisa juga diartikan perubahan. Sebab bila prilaku sudah berubah menjadi baik, maka akan datang pertolongan dari Allah SWT, berupa kemuliaan dan kesuksesan dunia dan akherat. Maka bila dikaitkan dalam konteks berbangsa dan bernegara, perubahan amatlah penting. Termasuk seorang calon pemimpin yang berlaga dalam Pemilukada, hendaknya menjadi teladan dalam kehidupan masyarakatnya. Jadilah pemimpinan yang tegas, teguh, dan teladan. Seperti Nabi Muhammad dalam memimpin pemerintahannya. Posisinya beliau sebagai nabi maupun rasul, patut di contoh pemimpin-pemimpin sekarang. Sosok seorang pemimpin yang arif dan bijaksana dan tidak pernah banyak mengumbar janji.

Kembali lagi kepersoalan, di bagian lain juga kita sebagai kaum muslimin, patut bersyukur karena masih ada umat Islam masih yang tetap merayakan tahun baru Islam ini meski dalam bentuk yang sederhana. Seperti pawai obor, tabligh akbar, dan aktivitas kegiatan keagamaanya lainnya. Semoga prilaku semacam ini masih bisa dilestarikan dan dipertahankan, agar dunia ini masih terbentuk (belum kiamat). Dan sang fajar masih bisa menyinari alam jagat raya, dan cahaya bulan mampu menerangi alam semesta ini Kesimpulannya, mari kita jadikan 1 Muharram ini, sebagai wahana untuk evaluasi diri. Agar kita bisa memaknai makna 1 muharram ini bukan hanya sebatas ceremonial belaka, tetapi bisa menghayati lebih mendalam arti hijrah yang sesungguhnya

Berduka (S)Berduka (S)Berduka (S)Berduka (S)

tahun baru masehi / 1 januari

Ada sekian banyak pendapat yang berbeda tentang hukum merayakan tahun baru masehi. Sebagian mengharamkan dan sebagian lainnya membolehkannya dengan syarat.

1. Pendapat yang Mengharamkan

Mereka yang mengharamkan perayaan malam tahun baru masehi, berhujjah dengan beberapa argumen.

a. Perayaan Malam Tahun Baru Adalah Ibadah Orang Kafir

Bahwa perayaan malam tahun baru pada hakikatnya adalah ritual peribadatan para pemeluk agama bangsa-bangsa di Eropa, baik yang Nasrani atau pun agama lainnya.

Sejak masuknya ajaran agama Nasrani ke Eropa, beragam budaya paganis (keberhalaan) masuk ke dalam ajaran itu. Salah satunya adalah perayaan malam tahun baru. Bahkan menjadi satu kesatuan dengan perayaan Natal yang dipercaya secara salah oleh bangsa Eropa sebagai hari lahir nabi Isa.

Walhasil, perayaan malam tahun baru masehi itu adalah perayaan hari besar agama kafir. Maka hukumnya haram dilakukan oleh umat Islam.

b. Perayaan Malam Tahun Baru Menyerupai Orang Kafir

Meski barangkali ada yang berpendapat bahwa perayaan malam tahun tergantung niatnya, namun paling tidak seorang muslim yang merayakan datangnya malam tahun baru itu sudah menyerupai ibadah orang kafir. Dan sekedar menyerupai itu pun sudah haram hukumnya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:


Siapa yang menyerupai pekerjaan suatu kaum (agama tertentu), maka dia termasuk bagian dari mereka.

c. Perayaan Malam Tahun Baru Penuh Maksiat

Sulit dipungkiri bahwa kebanyakan orang-orang merayakan malam tahun baru dengan minum khamar, berzina, tertawa dan hura-hura. Bahkan bergadang semalam suntuk menghabiskan waktu dengan sia-sia. Padahal Allah SWT telah menjadikan malam untuk berisitrahat, bukan untuk melek sepanjang malam, kecuali bila ada anjuran untuk shalat malam.

Maka mengharamkan perayaan malam tahun baru buat umat Islam adalah upaya untuk mencegah dan melindungi umat Islam dari pengaruh buruk yang lazim dikerjakan para ahli maksiat.

d. Perayaan Malam Tahun Baru Adalah Bid`ah

Syariat Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW adalah syariat yang lengkap dan sudah tuntas. Tidak ada lagi yang tertinggal.

Sedangkan fenomena sebagian umat Islam yang mengadakan perayaan malam tahun baru Masehi di masjid-masijd dengan melakukan shalat malam berjamaah, tanpa alasan lain kecuali karena datangnya malam tahun baru, adalah sebuah perbuatan bid�ah yang tidak pernah dikerjakan oleh Rasulullah SAW, para shahabat dan salafus shalih.

Maka hukumnya bid�ah bila khusus untuk even malam tahun baru digelar ibadah ritual tertentu, seperti qiyamullail, doa bersama, istighatsah, renungan malam, tafakkur alam, atau ibadah mahdhah lainnya. Karena tidak ada landasan syar�inya.

sumber :

4 fungsi rahasia USB flashdisk


bener gan karena zaman sudah berubah karena harga diri kita sebagai manusia hanya mementingkan hura hura saja gan


BelomatabeloBelomatabelo

1 hijriah atau orang bahasa orang jawa 1 suro

zaman udah mau kiamat,



Spoilerfor camfrog pro murah:




wahhh bener banget...
lebih rame tahun baru masehi di banding hijriah =="

iyah juga yah gan.. sepi bener kynya tahun baru kali ini..Hammer

gini salah gitu salah mending gw tidur aje....Matabelo

bagus, ane makin senang islam semakin di tinggalkanNo Sara Please

Tidak ada komentar:

Posting Komentar