Selasa, 25 Desember 2012

***Dave Matthews Band***

HI!
Thread ini khusus buat para pengemar Dave Matthews Band di Indonesia. Kita bakal ngobrolin sampai abis tentang salah satu band terbesar di dunia ini! Apalagi barusan mereka ngeluarin album baru bertitel Big Whiskey and The Groogrux King!

***Dave Matthews Band*** 1
Buat yang belum tahu siapa itu Dave Matthews Band (DMB), mungkin wajar. Mereka band yang termasuk senior. Pertama kali didirikan tahun 1991 oleh beberapa orang musisi lokal di Charlottesville, Amerika. Seangkatan dengan Pearl Jam, Radiohead, dan REM. Konon nama Dave Matthews Band itu kebetulan. Waktu pertama kali manggung mereka belum punya nama yang pas, sang MC yang kebingungan mau memperkenalkan mereka ke penonton bolak-balik nanyain ke salah satu personel bandnya, nama bandnya apa? Para anggota band yang juga bingung pingin pake nama apa ngomong : "udah, bilang aja bandnya si Dave Matthews (nama vokalis mereka)." Sejak itu mereka dikenal dengan nama Dave Matthews Band.

Sejak pertama kali berdiri, DMB dikenal dengan musiknya yang sangat unik. Mereka sering disebut dengan julukan alternatif-nya alternatif rock. Musik mereka seringkali dianggap "kurang pasaran" karena memadukan rock dengan sentuhan jazz, pop, folk, funk dan world beat. Ditambah lagi dengan komposisi instrumen yang aneh, memadukan trio gitar akustik-bass-drum, dengan suara biola elektrik dan instrumen tiup. Walaupun mereka memainkan musik rock, pertunjukan panggung mereka kental dengan improvisasi-improvisasi gaya jazz.

Namun tidak demikian dengan kesuksesan yang dia peroleh. DMB memulai karirnya dengan tampil di depan 40-an org di sebuah pesta kecil tahun 1991. Satu dekade kemudian, mereka telah main di venue-venue terbesar di Amerika seperti Giant Stadium, Soldier Field, dan Great Lawn, Central Park. Jangan heran, majalah Rolling Stone menyebut mereka "The Biggest Rock Star In America," sekelas dengan U2, Bruce Springsteen dan The Rolling Stones. Sepanjang karir mereka, DMB telah menjual lebih dari 15 juta tiket konser dan 35 juta keping album dan memperoleh pendapatan kotor 500 juta dollar hanya dari live concert saja, suatu angka yang hanya bisa ditandingi oleh band rock legendaris The Rolling Stones. Dari angka tersebut, sebagian besar hanya diperoleh di wilayah Amerika dan Kanada saja. Sayang popularitas mereka di Amerika tidak sebanding dgn diluar Amerika, dimana mereka nyaris tidak dikenal.

***Dave Matthews Band*** 2
Dave Matthews Band terdiri atas :
- Dave Matthews - vokal, gitar
- Stefan Lessard - bass
- Carter Beauford - drum
- Boyd Tinsley - biola elektrik
- Leroi Moore (alm.) - saxofon
Additional member :
- Tim Reynolds - lead guitar
- Jeff Coffin - saxofon
- Rashawn Ross - Trumpet
***Dave Matthews Band*** 3
sumber :
http://en.wikipedia.org/wiki/Dave_Matthews_Band
http://antsmarching.org/bios/

REVIEW : DAVE MATTHEWS BAND - BIG WHISKEY AND THE GROOGRUX KING
***Dave Matthews Band*** 4
Whoa, akhirnya Dave Matthews Band mengeluarkan album baru juga! Sejak album mereka terakhir di tahun 2005 yang dianggap gagal dari segi musikalitas, begitu banyak harapan dan antisipasi akan album ini. Apalagi pada saat album ini direkam, saksofonis Dave Matthews Band, LeRoi Moore meninggal dalam kecelakaan. Karena itu album ini merupakan album terakhir bagi LeRoi sekaligus album perpisahan dari Dave Matthews Band bagi sahabatnya.

Review ini disusun dengan konsep walk on review. Intinya aku menulis apa yang ada di kepalaku ketika aku mendengar lagu demi lagu. Albumnya sebenarnya baru keluar tanggal 2 Juni ini, tapi terakhir gw cek masih belum keluar di toko cd di Indonesia. Terimakasih buat filesharing sites, akhirnya gw bisa dapat mp3-nya!

Pasang headset, buka JetAudio, siapkan sekaleng bir dingin, putar track 1.

Track 1 Grux
Sebuah improvisasi saksofon selama satu menit. Permainan saksofon dari almarhum LeRoi Moore menjadi pondasi dasar sekaligus pembuka untuk album ini. Album ini adalah perayaan akan kematian. Dalam kebudayaan masyarakat New Orleans dimana album ini direkam, upacara kematian bukanlah upacara sedih, namun sebuah perayaan dan pesta. Inilah tema utama album ini. Pesta kematian yang begitu gembira namun juga sangat emosional. Improvisasi saksofon yang lembut dan emosional ini segera disusul denganÂ…

Track 2 Shake Me Like A Monkey
Ini Dave Matthews Band ku! Ini band rock yang paling keren di muka bumi telah kembali! Shake Me adalah lagu funk-rock dengan semangat ala Prince, Tower of Power atau George Clinton and Parlement Funkadelic. Riff gitar listrik yang kencang dan permainan brass section yang rapat dan sangat sexy. Permainan drum Carter Beauford sangat kuat. WhoaÂ… 40 detik terakhirÂ… solo drumÂ…. Shit! Dave Matthews Band punya salah satu drummer terbaik di dunia dan mereka tahu bagaimana mengunakannya.

Track 3 Funny The Way It Is
Lagu ini merupakan radio friendly pop-rock dengan twist yang sulit ditebak. Bridgenya yang unik dan lirik yang bermain dengan ironi. Ditengah lagu ada interlude yang diawali dengan solo biola dan diakhiri dengan solo gitar listrik. Sebenarnya lagu ini biasa saja, mungkin salah satu lagu yang paling lemah di album ini. Herannya malah lagu ini yang dilepas sebagai single pertama. Mungkin karena sound-nya yang sangat ngepop.

Track 4 Lying In The Hands of God
Mengingatkan pada lagu Stolen Away di album Stand Up, bedanya kalau Stolen Away adalah produk gagal, sementara LITHoG adalah lagu yang sangat kuat baik dari segi komposisi, instrumentasi maupun lirik. Bahkan mungkin bisa dibilang LITHoG adalah salah satu lagu terbaik di album ini. DMB abad 21 bukan lagi band ambisius yang menghabis 3-4 menit untuk permainan solo-solo yang rumit dan berani seperti di album Before These Crowded Street. Sebaliknya mereka sekarang bermain dengan layerings dan detail sound. Dengarkan lagu ini dengan sebuah headphone, simak detail suara yang bermain satu demi satu. Benar, tidak ada solo panjang, yang ada lick-lick singkat namun sangat lezat dari berbagai alat musik yang beragam. Kekuatan komposisi lagu ini justru pada riff-nya yang sederhana dan repetitif. Namun kesederhanaan justru memberi banyak ruang untuk improvisasi-improvisasi dan fill-in yang cerdas. Simak berbagai harmonisasi yang merdu, tahu kapan saat harus menonjol, tahu kapan saat untuk bersatu sebagai satu simfoni. Benar-benar lima menit yang sangat musikal.

Track 5 Why I Am
Hahahaha… riff gitar listrik yang catchy. Terdengar aneh karena unik, namun entah kenapa menempel di kepala. Perhatikan detail permainan shredding Tim Reynolds yang sangat cepat ketika Dave Matthews menyanyikan chorus. Unik, permainan gitar secepat itu hanya dijadikan “suara latar.” Dave Matthews Band sedang menyindir gitaris-gitaris shredder sok keren yang berpikir semakin cepat kau nge-shred semakin hebat kau. Hahahaha… fun song. Oh ya, ditengah lagu ada solo gitar lezat dari Tim Reynolds. Damn, I love this man!

Track 6 Dive In
Kekuatan utama lagu ini pada liriknya yang bermain dengan ironi. Sound-nya mengingatkan pada Radiohead era album OK Computer. Entah kenapa, ketika mendengar lagu ini nuansanya mengingatkan pada Karma Police. Haunting, apalagi liriknya yang bercerita tentang global warming. “go down to the shore/pick up your shoes/dive in the empty ocean.”

Track 7 Spaceman
WhoaÂ…whoaÂ… whoaÂ… ini Dave Matthews Band yang kutunggu-tunggu. Spaceman lagu yang sederhana, namun komposisinya sangat-sangat unik. Aku gak bisa mengambarkan soundnya seperti apa. Ini pertama kali aku mendengar sound dan komposisi unik seperti ini. Musiknya seperti perpaduan antara jazz dan bluegrass. Permainan bass dan drumnya sangat ngejazz, dengan nuansa poliritmik dan sound fusion yang sangat kental. Namun ada suara banjo dan style vokal yang dekat dengan sound bluegrass. Sound so different, so catchy, so damn gooooddd!

Track 8 Squirm
Kali ini eksperimentasi dengan sound hard rock ala Led Zeppelin dengan sound middle east/worldbeat yang terdengar di album-album DMB sebelumnya. Musiknya seperti perpaduan antara Last Stop dan Minaret dengan Kashmir. Sound-nya sangat adventurous. Arahnya sulit ditebak dan sangat-sangat eksperimental dan gelap. Not your standard rock song. Weird, tapi kayaknya butuh waktu untuk benar-benar suka.

Track 9 Aligator Pie
Lagu paling upbeat, paling danceable di album ini. Jika kamu pikir kamu gak bisa gak bergoyang waktu mendengar Shake Me, tunggu kalau kamu dengar lagu ini. Lagu ini soundnya sangat aneh. Perpaduan bluegrass dengan folk-rock, nuansa funk-nya juga sangat kental, tapi sound cajun-nya sangat kuat (cajun itu nenek moyangnya musik blues dan country). Bayangkan George Clinton menaruh space bassnya dan memainkan banjo. Tapi kata si Bagus influens Rage Against The Machine-nya juga kerasa! Bluegrass-funk-rock? No, I donÂ’t know. Yang kudengar adalah permainan drum dan bass yang sangat ganas, mengawal permainan gitar akustik di headset sebelah kiri dan suara banjo di headset sebelah kanan yang sangat cepat. Lucunya vokal Dave Matthews malah bermain dengan tehnik improvisasi scat yang biasa menjadi ciri khas jazz. WTF? What kind of sound is that? Now you go wonder!

Track 10 Seven
Hmm.. Rolling Stone era album Exile On Main Street anyone? Dirty rock n roll dengan ketukan 7/8. Riff gitar yang dominan, vokal dengan falsetto dan fill-in trumpet dan saksofon yang lezat. Dengar bagaimana riff-nya pelan-pelan naik menuju klimaks dan turun dalam interlude yang dibangun dengan lick-lick yang lezat. Cool!

Track 11 Time Bomb
Intronya mengingatkan pada intro Two Step, pada bagian verse sangat lembut, pelan-pelan membangun klimaks dan masuk ke dalam ending yang sangat keras dan nuansa hard rock ala Foo Fighters atau Pearl Jam. HahahahahÂ… nice ending. Banyak potensi, sayang terlalu pendek, hanya 3-4 menit. Akibatnya alurnya tidak kuat dan terasa seperti 2-3 lagu yang dijadikan satu. Dave Matthews Band mestinya berani memasukkan satu lagu sepanjang 8-10 yang merupakan perjalanan musikal mengasyikkan, seperti lagu-lagu epik mereka Seek Up, Bartender atau Dreaming Tree. Lagu ini punya potensi kuat untuk menjadi lagu epik. SayangnyaÂ…

Track 12 My Baby Blue
Hanya Dave Matthews, Tim Reynolds, dua gitar akustik dan sebuah orkestra dibelakangnya. Lucu juga rasanya setelah dipukul keras dengan trio Aligator Pie-Seven-Time Bomb tiba-tiba disajikan lagu semellow ini. Sound-nya mengingatkan pada sesi Some Devil, seperti bernafas lega dalam lagu yang sangat lembut dan sentimentil.

Track 13 You and Me
Crash Into Me-nya album ini. Kalau kamu suka lagu-lagu cinta yang catchy ala Dave Matthews Band seperti The Space Between atau Crash Into Me, ini lagu buat kamu. Sound-nya mengingatkan pada Paul McCartney atau The Beatles tapi terkadang juga terdengar seperti Peter Gabriel. Chorusnya kerenÂ…riff gitar akustiknya asyik bangetÂ…hahahaÂ… ada solo biolanyaÂ…neh lagu catchy banget asli!

Track 14 #35(?)
Hanya potongan dari sebuah lagu instrumentalia sepanjang 40 detik. Sound saksofon LeRoi Moore sangat dominan. Album ini dibuat khusus untuk mengenang LeRoi Moore. Maka dia yang mengawali album ini, dia juga yang mengakhiri album ini!

Kesimpulan :
Album ini sangat segar dan adventurous. Tidak seambisius Before These Crowded Street atau secatchy dan seringan Everyday, tapi seakan mengambil jalan tengah antara kedua album itu. Ini mungkin salah satu album terbaik Dave Matthews Band. Berat dan berani secara musikal tapi juga sangat catchy dan mudah untuk disukai siapa saja yang mendengarnya.

Album ini juga menandai era baru bagai DMB. Mereka bukan lagi band alternatif rock/semi-akustik/fusion-jazz-rock di tahun 1990an. Mereka sekarang lebih dewasa dalam eksplorasi musikalnya. Album ini membawa kita ke dalam berbagai aliran dan gaya musik berbeda. Dari rock/hard-rock, pop, jazz, bluegrass, folk, funk hingga worldbeat. Dari sound New Orleans hingga sound Timur Tengah. Dari komposisi aneh, aransemen yang unik, song structures yang tidak biasa, hingga berbagai variasi time signatures yang ganjil. Uniknya, keanakeragaman ini malah bisa bersatu sebagai kesatuan utuh. Walaupun sound funk di lagu Shake Me dan sound pop di lagu You and Me sangat-sangat berbeda. Entah kenapa, kita masih bisa tahu kalau kedua lagu itu dimainkan oleh Dave Matthews Band.

Kudos for the boys! DMB is back!

Bocoran track :
[flash]http://www.youtube.com/v/OcP_ty3xLAo&hl=en&fs=1&[/flash]
DMB - Shake Me Like A Monkey

[flash]http://www.youtube.com/v/k-G2ZC1piUU&hl=en&fs=1&[/flash]
DMB - You and Me

[flash]http://www.youtube.com/v/sQFGHjjYLyo&hl=en&fs=1&[/flash]
DMB - Funny The Way It Is

AKHIRRRRRNYAAAAAA......
ada juga nih yg niat bikin nih thread hehehe,
nice to see another DMB fans in Kaskus..

bingung mau mulai dari mana nih,
DMB sebenernya gue tau mereka udah cukup telat, kira2 di taon 97 akhir gue baru mulai serius nyimak ini band, gara2 drummer gue beli video VHS nya carter beauford (kampretttt nih orang jago banget maen drum-nya) gue jadi mulai interest sama lagu2nya..

album pertama mereka yang langsung gue cari malah Crash dulu, karena gue demen banget sama lagu yg judulnya #41 (yang sampai saat ini masih jadi fav anthem hidup gue), sesudah mendengar kedahsyat-an album crash, baru deh gue nyari album under the table and dreaming dan before this crowded street.. tiga album studio pertama tadi menurut gue adalah masa2 peak performance mereka.

rasa suka terhadap band ini makin menjadi2 pas gue kuliah, gue bikin band dengan nama Arfan Salahudin Band hehehehe... biar mirip2 kaya dave mathews band gitu lah. band yg 90% bawain lagu2nya DMB.. hampir semua lagu2 DMB gue kulik2 saat itu, meskipun ngga mirip2 amat..
(huaaaaa jadi mau nge-Band maenin DMB lagi nih)

meskipun album2 berikutnya seperti erveryday, busted stuff dan Stand up banyak dapet kritikan dari kritikus luar karena musikalitas mereka seperti dibatasi oleh produser, gue tetep suka sama album2nya hehe (namanya juga fans) tapi di album terbarunya DMB is Back!!!!!!!

Meskipun di tinggal oleh LeRoi moore, album ini seperti ngebawa gue ke jaman2 awal2 DMB. si Carter Beauford bener2 dikasih kebebasan lagi untuk maen drummnya hehe, meskipun gue kangen banget sama strummin'2 gitar ala Dave Matthews ahhh gue kangen sama cara Dave maen gitar waktu masih pake Gibson Chet Atkins SST nya..

segitu dulu deh kontribusi gue disini, mau pulang dulu ahhh
besok2 pasti gue mampir lagiI Love Kaskus

"eat, drink and be married, cuz tomorrow we'll die"
-david j matthews, tripping billies

DAVE MATTHEWS BAND LIVE AT CENTRAL PARK, 24 SEPTEMBER 2003
Three cds, twenty songs, almost three hours show, one hundred thousand people, the greatest live band on earth. This is a fuckinÂ’ mind-blowing live music!

Great Lawn adalah sebuah lapangan raksasa seluas puluhan hektar yang terletak di tengah Central Park, taman kota New York yang terkenal itu. Karena memang bukan ditujukan khusus buat tempat konser, hanya sedikit band yang dapat privilige main di salah satu venue terbesar di Amerika ini. Dave Matthews Band salah satunya.

***Dave Matthews Band*** 6

Album live ini direkam pada konser tunggal DMB di venue legendaris itu, 24 September 2003. Konser yang ditujukan untuk amal ini ditonton sekitar 100.000 orang, belum termasuk yang menonton secara online lewat situs AOL. Konser kali ini seakan menjadi salah satu titik dalam karir DMB yang mengukuhkan posisi mereka sebagai salah satu band rock terbesar di Amerika.

Konser ini dibuka dengan lagu “Don’t Drink The Water” yang bikin saya berani jamin album ini bakal dapat stiker “parental advisory explicit contents” kalau seandainya beredar di Indonesia. Begitu lagu bernuansa southern rock itu selesai, penonton tidak dibiarkan cooling down. Lagu “So Much To Say” dan “Too Much” digeber secara medley dengan mengunakan versi instrumental lagu Led Zeppellin, “Anyone Seen The Bridge” sebagai jembatan. Thanks to rythmn section dashyat dibawah pimpinan salah satu drummer terbaik di dunia, Carter Beauford, yang muncul adalah groove monster sepanjang 11 menit.

Nomor berikutnya seperti “Dancing Nancies”, “Rhyme & Reasons”, “Granny” dan “When The World Ends” dimainkan bergantian. Lagu-lagu DMB, memang kental dengan berbagai topik. Mulai dari topik seperti masalah ekosistem, pencarian jati diri, kematian, Tuhan, hingga topik sederhana seperti percintaan dan kehidupan. Aneh memang, bagaimana salah satu stadium rockstar terbesar di dunia menyimpan begitu banyak sisi gelap.

Menariknya, Dave Matthews membungkus topik-topik itu dengan lirik yang epik. Imajinatif dan kuat, jujur tanpa takut menjadi kasar, jorok dan tabu. Inilah bagian menarik dari DMB. Tiap lagu seakan memiliki cerita yang siap didengar. Dilagu “Crush” misalnya, dia dengan lirih menyatakan perasaannya bagaikan “…sitting/smokin’/ feeling high…”. Di “When The World Ends” dia berjanji “…when the world ends/ we’ll be sweet sweet/ makin’ love…”. Di lagu “What You Are” Dave Matthews berteriak dengan penuh amarah “…would you pray down on your knees/ you muthafuckers!/ cause you know God is not on your side…”.

Tapi yang paling menarik dari DMB adalah musiknya sendiri. Perpaduan aneh dari musik rock dengan racikan improvisasi jazz, groove funk, dinamika pop dan eksotisme worldbeat/folk yang dimainkan dengan formasi gitar akustik, drum, bass, biola, dan saxofon, memunculkan sound yang benar-benar beda. Literally, mereka menciptakan sub-genre sendiri, yang bisa dibilang sangat stylish, original, and all about amazing musicianship. Namun walaupun ‘berbeda’, musik mereka tidak menuntut apresiasi serius walaupun sebenarnya sangat bisa diapresiasikan secara serius. Mungkin ini karena permainan groove yang memikat dan rancak, serta melodi yang kuat dalam rythm yang juga sangat solid, dipadukan dengan lirik yang renyah dan cerdas, membuat musik DMB terasa easy-listening walaupun juga tidak dapat dikatakan ‘pop’. Gw setuju dengan pendapat seorang teman kalau musik DMB itu seperti sebuah sexual intercourse, a good one. Ada foreplay, interplay, klimaks, sebelum diakhiri dengan sebuah afterplay. Beberapa lagu malah seakan memiliki kadar multi-orgasme.

Singkatnya, tidak ada kata simple showmanship dalam konser DMB. Dibanding kebanyakan band lainnya, skill bermusik para personil DMB bisa dikatakan di atas rata-rata. Dengan santai mereka bermain-main dengan african jazz ala Abdullah Ibrahim sebelum meloncat ke irama latin di lagu “Warehouse”. Atau simak solo piano dengan sedikit interpolasi ke lagu jazz klasik “New York, New York” milik Sinatra yang dilanjutkan dengan dialog antara drum dan bass di lagu “Two Step” yang berdurasi lebih dari 18 menit itu. Berbeda dengan kebanyakan band rock yang punya semacam extended solos atau jams yang seakan out of nowhere, ketika diatas panggung DMB lebih mirip sebuah band jazz. Mereka menangkap esensi lagu dan membawanya ke arah yang sulit ditebak dengan improvisasi dan soloing yang panjang, namun tetap esensial buat keseluruhan lagu. Uniknya DMB seakan punya bakat aneh membuat soloing tersebut menjadi sebuah concert pleasure.

Di awal disc ke 3, gitaris modern blues Warren Haynes masuk untuk berkolaborasi dengan DMB. Mungkin inilah momen terbaik dari konser ini. Mereka memulai dengan lagu Neil Young “Cortez The Killer” yang kental dengan nuansa blues rock. Setelah itu dilanjutkan dengan irama funk jazz rock di lagu “Jimi Thing”, dimana saxofonis Leroi Moore, violinis Boyd Tinsley dan gitaris Warren Haynes soloing bergantian sebelum vokalis-gitaris Dave Matthews meloncat dalam scattin’ (improvisasi vokal) gila-gilaan. Mengakhiri lagu ditengah sorakan riuh dan jeritan histeris penonton.

Setelah cooling down sebentar dengan lagu yang lebih straight dan ngepop seperti “What Would You Say” dan “Where Are You Going”. Versi instrumental dari lagu kebangsaan “The Star Spangled Banner” yang dimainkan secara solo oleh bassis Stefan Lessard menjadi intro buat lagu “All Along The Watchtower.”, rock anthem yang juga dibawakan oleh musisi legendaris seperti Jimi Hendrix dan Bob Dylan. Beberapa lagu yang lebih upbeat dan keras seperti “Grey Street” dan “What You Are” kemudian dimainkan sebelum happy-go-lucky-song “Stay” mengakhiri konser secara keseluruhan.

***Dave Matthews Band*** 7

Tracklist:
DonÂ’t Drink the Water Â… 10:09
So Much to Say Â… 4:14
Too Much Â… 6:41
Granny Â… 4:32
Crush Â… 11:19
When the World Ends Â… 3:54
Dancing Nancies Â… 9:47
Warehouse Â… 9:40
Ants Marching Â… 5:51
Rhyme and Reason Â… 5:36
Two Step Â… 18:56
Help Myself Â… 5:23
Cortez the Killer Â… 10:52
Jimi Thing Â… 16:39
What Would You Say Â… 5:27
Where Are You Going Â… 3:53
All Along the Watchtower. 12:59
Grey Street Â… 4:58
What You Are Â… 6:40
Stay (Wasting Time) Â… 6:59

Namun album live ini tetap memiliki kekurangan. Album ini kadang terasa seperti obat dalam dosis tinggi. Walaupun sebenarnya baik buat kesehatan, namun bisa over-dosis. Buat anda yang sudah terbiasa menikmati berbagai jenis musik, mendengar album ini adalah keasyikan tersendiri. Namun buat anda penggemar baru dan calon penggemar yang lebih akrab dengan musik pop atau rock mainstream, sebaiknya dengarkan dulu album studio mereka seperti Crash atau Everyday, atau album live Listener Supported yang memang lebih ringan. Namun toh itu hanya pendapat pribadi. Secara keseluruhan ini tetap album bagus.

“…lovely lady /I will treat you sweetly / I adore you / I mean you crush me / and It’s time like this / when my faith I feel it / of how I LOVE YOU…"

http://don-nikolae.blog.friendster.c...-central-park/

[flash]http://www.youtube.com/v/aCiLCo-LoUg&hl=en&fs=1&[/flash]
Dave Matthews Band feat. Warren Haynes - Cortez The Killer

[flash]http://www.youtube.com/v/IXPOHCsgWFw&hl=en&fs=1&[/flash]
Dave Matthews Band - Antsmarching


Quote:Original Posted By SUPERSUB â–º
AKHIRRRRRNYAAAAAA......
ada juga nih yg niat bikin nih thread hehehe,
nice to see another DMB fans in Kaskus..

bingung mau mulai dari mana nih,
DMB sebenernya gue tau mereka udah cukup telat, kira2 di taon 97 akhir gue baru mulai serius nyimak ini band, gara2 drummer gue beli video VHS nya carter beauford (kampretttt nih orang jago banget maen drum-nya) gue jadi mulai interest sama lagu2nya..

album pertama mereka yang langsung gue cari malah Crash dulu, karena gue demen banget sama lagu yg judulnya #41 (yang sampai saat ini masih jadi fav anthem hidup gue), sesudah mendengar kedahsyat-an album crash, baru deh gue nyari album under the table and dreaming dan before this crowded street.. tiga album studio pertama tadi menurut gue adalah masa2 peak performance mereka.

rasa suka terhadap band ini makin menjadi2 pas gue kuliah, gue bikin band dengan nama Arfan Salahudin Band hehehehe... biar mirip2 kaya dave mathews band gitu lah. band yg 90% bawain lagu2nya DMB.. hampir semua lagu2 DMB gue kulik2 saat itu, meskipun ngga mirip2 amat..
(huaaaaa jadi mau nge-Band maenin DMB lagi nih)

meskipun album2 berikutnya seperti erveryday, busted stuff dan Stand up banyak dapet kritikan dari kritikus luar karena musikalitas mereka seperti dibatasi oleh produser, gue tetep suka sama album2nya hehe (namanya juga fans) tapi di album terbarunya DMB is Back!!!!!!!

Meskipun di tinggal oleh LeRoi moore, album ini seperti ngebawa gue ke jaman2 awal2 DMB. si Carter Beauford bener2 dikasih kebebasan lagi untuk maen drummnya hehe, meskipun gue kangen banget sama strummin'2 gitar ala Dave Matthews ahhh gue kangen sama cara Dave maen gitar waktu masih pake Gibson Chet Atkins SST nya..

segitu dulu deh kontribusi gue disini, mau pulang dulu ahhh
besok2 pasti gue mampir lagi I Love Kaskus

"eat, drink and be married, cuz tomorrow we'll die"
-david j matthews, tripping billies


Hehehehehe...

Gw kira thread gw sepi, akhirnya kedatangan tamu juga...

Gw suka DMB pertama kali tahu 2002. Awalnya gw emang udah sering dengar lagu mereka di radio, jaman Busted Stuff waktu lagu "Where Are You Going," tapi gw biasa aja. Nah sampai satu sore, ingat banget waktu itu ada di acara di MTV. Gw ngelihat satu cowo nyanyi sendirian dengan gitar kopong dihadapan ratusan penonton.

Nama penyanyi Dave Matthews. Lagunya Crash Into Me.

Gw gak bisa lupa perasaan gw waktu dengar dia. Sebagai catatan, gw waktu kecil udah terbiasa dengar lagu-lagu dari musisi legendaris kayak Pink Floyd, Genesis, God Bless, Slank dan Iwan Fals dari tape om gw (waktu itu jaman kaset). Ingat banget waktu itu umur gw 6 tahun, tiap pagi joget dengar lagu mereka. Waktu SD gw dah senang ama band-band 80an jadul. Waktu SMP suka berat ama KLa Project, tapi juga dengarin Guns and Roses, White Lion, Dream Theatre, Yngwie, atau Steve Vai... Waktu dengar album G3 bahkan dulu gw nyangka mereka musisi terhebat di dunia, maklum masih polos dan belum pernah dengar Jimi Hendrix. Waktu SMA gw mulai tertarik ama jazz, dari Casiopea terus pelan merambah ke nama legendaris kayak Miles Davis, John Coltrane dan Sonny Rollins. Gw juga tertarik ama classic rock dari Led Zeppelin, The Doors, Jimi Hendrix, Santana, U2, The Police.

Nah, waktu dengar Dave Matthews nyanyi gw merinding. Gw gak tahu dia, namun auranya kuat banget. Dia bisa menguasai satu ruangan hanya berbekal gitar kopong. Dan auranya, itu aura yang gak sembarangan. Gw punya teori musisi yang hebat itu punya aura yang kuat, aura dimana mereka bisa mengkomunikasi emosi dan jiwanya ke penonton lewat musik yang mereka mainkan. Makanya gw senang banget nonton live music. Dari permainan live biasa gw langsung tahu mana musisi benaran mana musisi sampah. Gw merinding waktu dengar lengkingan suara Bono, atau jeritan gitar Jimi Hendrix memainkan The Star Spangled Banners di video konser Woodstock. Sekarang gw malah merinding waktu dengar seorang musisi yang namanya bahkan gw belum pernah dengar sebelumnya. Sesuatu yang jarang terjadi ketika gw nonton MTV. Lucu gak?

Itu pertama kali dengar Dave Matthews. Gw penasaran, siapa neh orang. Keren banget tapi gw gak pernah dengar. Waktu itu gw ke Disctarra, dapat album mereka yang Everyday. ternyata dia punya band, namanya Dave Matthews Band. Dengar beberapa lama ternyata pop rock biasa aja. Oh, ternyata gini doang gw pikir. Sampai suatu hari gw lihat album Before These Crowded Streets di tumpukan kaset lama di DiscTarra. Gw kasih mereka kesempatan kedua dan gw terkejut.

Gw jarang dengar album sekuat dan sekeren ini. Waktu lagu pertama Pantala Naga Pampa terus ke Rapunzel gw langsung terkejut. Irama funk dengan ketukan yang aneh banget yang diakhiri dengan permainan solo sax dan biola yang diiringi drum yang gahar. Sepanjang album gw terkesima, kok ada ya band sekeren ini. Mereka dengan nyantai gabungin jazz, rock, funk, pop, worldbeat dan country dengan mudah. Sangat effortless, sangat adventurous, sangat skillfull. Banyak band yang adventurous tapi gak punya skill, akhirnya musik mereka malah jadi aneh. Banyak juga band yang kebalikannya, punya skill tapi gak adventurous, akhirnya mereka jadi kayak robot, kaku, musiknya isinya cuman pamer skill: "lihat gw main double pedal, atau bisa gak lu shredd secepat ini!"

Tapi Dave Matthews Band punya keduanya. Skill sama adventurous. Musik mereka juga unik dan orisinil. Bayangin lagu dengan nuansa funk kayak Rapunzel, RnB/Soul kayak Stay, hard rock kayak The Last Stop sampai jazz kayak Crush ada dalam satu album dan dimainin oleh satu band yang sama tanpa kedengaran maksa... buat gw itu udah luar biasa!

Gw ingat setelah itu gw sampai bela-belain beli cd import mereka seharga hampir 300 rb di Jakarta. Judulnya Listener Supported. Awalnya gw beli karena ada Crash Into Me doang. Tapi gw terkejut waktu dengar #41. Pertama gw suka aja vokalnya nih lagu, keren banget. tapi begitu masuk bagian instrumentaliannya, apalagi waktu dengar permainan flute dan improvisasi saxnya Leroi Moore, gw jatuh cinta. Nih lagu gw nobatin sebagai lagu favorit gw sampai sekarang!

Sudah bertahun-tahun sampai sekarang gw masih ngefans berat ama DMB. Padahal gw tipe orang yang bosenan kalau dengar musik. Tapi DMB selalu berhasil bikin gw terkejut. Kematrin gw liat live mereka di internet, lagu #41 dimainin di konser mereka di Beacon Theater. Lagunya beda banget, fill saxnya juga keren apalagi waktu Jeff Coffin saxofonis pengganti Leroi duel dengan drummer Carter Beauford. Walaupun udah bertahun-tahun lagu ini selalu berhasil bikin gw terkejut... weww...

Gw baru tahu dari internet kalau ternyata #41 tuh memegang rekor sebagai lagu terpanjang yang pernah dimainkan DMB. Salah satu versinya yang dimainkan tahun 2002 di konser mereka bahkan panjangnya hampir mencapai 40 menit.

I damn love this band!


Quote:Original Posted By fox_lyan â–º

Sudah bertahun-tahun sampai sekarang gw masih ngefans berat ama DMB. Padahal gw tipe orang yang bosenan kalau dengar musik. Tapi DMB selalu berhasil bikin gw terkejut. Kematrin gw liat live mereka di internet, lagu #41 dimainin di konser mereka di Beacon Theater. Lagunya beda banget, fill saxnya juga keren apalagi waktu Jeff Coffin saxofonis pengganti Leroi duel dengan drummer Carter Beauford. Walaupun udah bertahun-tahun lagu ini selalu berhasil bikin gw terkejut... weww...


sepertinya nih thread bakal jadi ajang "curhat" kita berdua nih bro... hehehe

LeRoi Moore emang melodius banget ngisi part sax atau flute di lagu2 DMB, even waktu live pun solo2nya LeRoi bikin gue merinding kaya di lagu "Black Bird"-nya Beatles yg live di red rocks.
tapi secara teorikal dan tingkat kecerdasan nada2, om Jeff Coffin emang gaswatttt, nih orang sadis banget maen sax-nya...

wah artinya lagu fav DMB kita sama nih hehe, #41 lagu dengan pemilihan judul yg nyeleneh hanya gara2 itu adalah lagu ke 41 yg mereka buat hehehe..

nonton live-nya mereka merupakan impian gue yg masih gue pupuk.. bila yg di Atas mengijinkan, gue akan nyempetin nonton mereka secara live, meskipun sekarang akan berkurang afdolnya karena kepergian LeRoi Moore.

untuk sementara ini gue masih nabung matian2 buat beli
***Dave Matthews Band*** 9
hehehe..

lights down you up and die....


Quote:Original Posted By SUPERSUB â–º
sepertinya nih thread bakal jadi ajang "curhat" kita berdua nih bro... hehehe

LeRoi Moore emang melodius banget ngisi part sax atau flute di lagu2 DMB, even waktu live pun solo2nya LeRoi bikin gue merinding kaya di lagu "Black Bird"-nya Beatles yg live di red rocks.
tapi secara teorikal dan tingkat kecerdasan nada2, om Jeff Coffin emang gaswatttt, nih orang sadis banget maen sax-nya...

wah artinya lagu fav DMB kita sama nih hehe, #41 lagu dengan pemilihan judul yg nyeleneh hanya gara2 itu adalah lagu ke 41 yg mereka buat hehehe..

nonton live-nya mereka merupakan impian gue yg masih gue pupuk.. bila yg di Atas mengijinkan, gue akan nyempetin nonton mereka secara live, meskipun sekarang akan berkurang afdolnya karena kepergian LeRoi Moore.

untuk sementara ini gue masih nabung matian2 buat beli
***Dave Matthews Band*** 10
hehehe..

lights down you up and die....


Jah... berduaan, emang pacaran... wakakakakak...

Penggemar DMB di Kaskus banyak, cuman lagi pada belum nongol doang. Dulu juga sempat ada thread DMB di Kaskus, lumayan banyak page-nya tapi bubar gara-gara Kaskus kena deface. Hehehehehe....

Iya, cita-cita gw juga tuh nonton DMB. Lucunya gara-gara DMB gw malah jadi kenal sama banyak band aneh tapi keren. Salah satunya ya itu, bandnya Jeff Coffin, Bela Fleck and The Flecktones. Tuh band keren mampus. Band jazz paling skillfull, paling aneh dan paling asyik yang pernah gw dengar. Dream Theater doang mah lewat adu skill ama mereka.

Kapan ya bisa nonton DMB live... bermimpi...

Gw pribadi rada heran, kok DMB jarang banget orang tahu di luar Amerika, di Indonesia aja yang tahu paling orang yang ngerti musik doang. Padahal di Amerika mereka tenar mampus, penggemarnya banyak banget. menurut lu kenapa ya bro? Perbedaan budaya kah?


Quote:Original Posted By fox_lyan â–º
Jah... berduaan, emang pacaran... wakakakakak...

Penggemar DMB di Kaskus banyak, cuman lagi pada belum nongol doang. Dulu juga sempat ada thread DMB di Kaskus, lumayan banyak page-nya tapi bubar gara-gara Kaskus kena deface. Hehehehehe....

Iya, cita-cita gw juga tuh nonton DMB. Lucunya gara-gara DMB gw malah jadi kenal sama banyak band aneh tapi keren. Salah satunya ya itu, bandnya Jeff Coffin, Bela Fleck and The Flecktones. Tuh band keren mampus. Band jazz paling skillfull, paling aneh dan paling asyik yang pernah gw dengar. Dream Theater doang mah lewat adu skill ama mereka.

Kapan ya bisa nonton DMB live... bermimpi...

Gw pribadi rada heran, kok DMB jarang banget orang tahu di luar Amerika, di Indonesia aja yang tahu paling orang yang ngerti musik doang. Padahal di Amerika mereka tenar mampus, penggemarnya banyak banget. menurut lu kenapa ya bro? Perbedaan budaya kah?


wah mau diskusi cuman udah musti pulang...
besok2 kita lanjutin bro...
ayok Fans DMB laen mana nih? sumbang ketikan dong hehehehe

DMB rules!!
I Love Kaskus

ane ga terlalu mengetahui nya bro.....
moga eksis aja deh trit ini...!
keep music bro...
shakehand

Ingat Dave Matthews Band, jd ingat acaranya VH1: 100 celebrities most embarassing moment. Ini band masuk peringkat nomor 1 gara2nya tour busnya pas lewat jembatan, membuang isi toilet yg udah kepenuhan sembarangan. Dasar apes....pas ngebuang, pas2an juga ada kapal wisata lewatStick Out Tongue


Quote:Original Posted By gadis_jujur â–º
Ingat Dave Matthews Band, jd ingat acaranya VH1: 100 celebrities most embarassing moment. Ini band masuk peringkat nomor 1 gara2nya tour busnya pas lewat jembatan, membuang isi toilet yg udah kepenuhan sembarangan. Dasar apes....pas ngebuang, pas2an juga ada kapal wisata lewat Stick Out Tongue


huahahaha yoi bos, kebayang wisatawan2 disitu ketiban tinja DMB hehe.

kebayang aja elo adalah salah satu world ambassador untuk lingkungan hidup, eh gara2 kebodohan salah satu crew band lo yg ngebuka saluran buang tinja sembarangan, gimana kaga panik tuh hehehehe.. kl ngga salah jumlah uang ganti ruginya lumayan juga kayaknya.


BTT, lepas dari masalah diatas
gue ngeliat DMB adalah band yg cara promosi dan marketingnya masih kaya band2 gede jaman dulu. mereka bikin tour secara rutin dan sering banget ke pelosok negri dan membiarkan fanbase mereka berkembang dari situ. dan setahu gue mereka samapai sejauh ini masih ada di lima besar band dengan pendapatan tour terbesar di Amerika.

"i'm eat too much, i drink too much, i want too much, too much...."

di Indonesia, DMB memang mempunyai fans yang sedikit..tapi fanatik..
gw kenal DMB sangat2 telat banget kira2 tahun 2003 pertama lagu yang didengar adalah Everyday. Tapi sampai saat ini gw tetep cinta mati sama BTCS.

setuju dengan bro fox_lyan... prepare your beers and start listening DMB!!!
that's heaven for me bro!!!

favorite quote gw adalah:
...sitting | smoking | feeling high...

terus...lagu yang bikin gw merinding adalah #41 saat live bareng belafleck and the fleckstones, mereka memainkan lagu tersebut secara live dan berdurasi +/- 21 menit dan di akhir lagu tersebut dave matthews mengatakan

Maybe I will wait for you here
maybe I will hold you
maybe I will wait
maybe I will go in
maybe I will wait for you
and baby I will go there too
and maybe I will hold you up when you're down
and maybe I will run like a scared, scared child away
and maybe I will reach up
and maybe I will pray for you not to go
maybe I will
maybe I won't
you don't know
don't know
don't know


wekksssss kaget, baru tau ini dave matthews group band udah lama and mayan terkenal, soalx sy cmn dengar 1 lagunya di film, and langsung download dahh lol

salute ma ni band baca biodatanya di atasBig Grin

Sundul:Sundul:

kemaren baru nonton lagi DVD Dave matthews and Tim Reynolds di Radio City Music Hall.., sadis meringis nontonnya hehehe...
tuh 2 orang emang klop banget maen musiknya dan sampe sekarang gue masih bingung kenapa tuh 2 orang tetep jadi very under rated guitar players.

mana lagi nih DMB fans hehehe.. kl jumlahnya dah lumayan, tar gue yg organize deh buat gath kecil2an.I Love Kaskus

nambahin poster2 dan image2 DMB hehehe..
***Dave Matthews Band*** 19
***Dave Matthews Band*** 20
***Dave Matthews Band*** 21
***Dave Matthews Band*** 22
***Dave Matthews Band*** 23
***Dave Matthews Band*** 24
***Dave Matthews Band*** 25

I Love Kaskus


Dave Matthews Band Fun Facts
The Dave Matthews band is a very popular band. It is fun to know facts (nice or sad) about bands that are popular that few people may know. Here are some of those fun facts.

•Dave Matthews’s sister, Anne, was murdered in South Africa along with her fiance.

•Boyd Tinsley, one of the members of DMB appeared in a commercial for Twix.

•Boyd Tinsley plays Zeta violins.

•LeRoi Moore plays Selmer saxophones.

•Carter Beauford plays Yamaha drums.

•Carter Beauford plays Ziljian symbols.

•Stefan Lessard plays a Modulus bass guitar.

•Dave Matthews plays Taylor and Martin acoustic guitars.

•Dave Matthews is originally from South Africa.

•Dave Matthews was born on January 9, 1967.

•DMB won a Grammy for only one song – So Much to Say.

•The first song dave matthews ever wrote was "I’ll Back You Up."

•Dave Matthews has played guitar since he was nine years old.

•Dave Matthews has three siblings – Peter, Jane, and the late Anne.

•San Francisco, California has a "Dave Matthews Band Day." That day is September 12.

•Dave Matthews is married to Jennifer Ashley Harper.

•Dave Matthews is a father to twin girls, Grace Anne and Stella Busina.

•The Dave Matthews Band performed a free concert at Central Park to benefit New York Public Schools.

•In 2004, the driver of the tour bus for the Dave Matthews Band’s Boyd Tinsley emptied the septic tank dropping 800 lbs. of liquid human waste through a grate in the Kinsey Street Bridge in Chicago, allowing it to fall onto a sightseeing boat on the Chicago River.

•The Dave Matthews Band started a challenge for victims of Hurricane Katrina. They performed a benefit concert in Denver that raised $1,500,000 and there is a grant that will match this amount dollar for dollar to be donated to the Habitat for Humanity’s Musicians Village.

•Charlottesville, also has a "Dave Matthews Band Day." That day is September 27.

•The Dave Matthews Band appeared at Bob Geldof’s Live8 benefit concert for AIDS awareness.

•The Dave Matthews Band is the 10th richest band in the world.

•Julia Roberts has been a fan of the Dave Matthew Band for at least 15 years. She even appeared in the video Dream Girl.

•The Ben and Jerry’s flavor, "One Sweet Whirled’ is the flavor for the Dave Matthews Band. It supports global warming relief and education organizations.

•Fans were encouraged to fill out an online survey to help the band choose the songs for the "Best Of" album.

•Attendees are always allowed to record concerts. They are allowed to trade the tapes and use the music and videos for personal use. The only illegal thing is to make a profit from the recordings.

•The Dave Matthews Band regularly plant trees in order to try to offset the carbon emissions from the touring.

•Dave Matthews’s wedding ring is made of pennies.

•Dave Matthews has a vineyard on one of his three properties and makes his own wine.

•Carter Beauford is ambidextrous.

•Stefan Lessard was only 16 when he joined the band, so they had to sneak him into the clubs in order to play with the band.

•The Dave Matthews Band was the first band to perform at Pacific Bell Park (now AT&T Park).

•There is another Ben and Jerry’s ice cream flavor for the Dave Matthews Band – Magic Brownies.

•The Dave Matthews Band played at Bill Clinton’s inauguration in January 1997.

•The Dave Matthews Band is mentioned in the song "College Kids" by Relient K.


Quote:Original Posted By SUPERSUB â–º
kemaren baru nonton lagi DVD Dave matthews and Tim Reynolds di Radio City Music Hall.., sadis meringis nontonnya hehehe...
tuh 2 orang emang klop banget maen musiknya dan sampe sekarang gue masih bingung kenapa tuh 2 orang tetep jadi very under rated guitar players.

mana lagi nih DMB fans hehehe.. kl jumlahnya dah lumayan, tar gue yg organize deh buat gath kecil2an. I Love Kaskus

Review Dave Matthews and Tim Reynolds Live At Radio City Music Hall dari blognya pengamat musik Om Denny Sakrie.
JUDUL ALBUM: LIVE AT RADIO CITY MUSIC HALL
ARTIST: DAVE MATTHEWS & TIM REYNOLDS
LABEL: RCA
TAHUN: 2007
PRODUSER: DAVE MATTHEWS
***Dave Matthews Band*** 28
Inilah album live bernuansa Americana yang dimainkan pasangan Dave Matthews, musisi kelahiran Johannesburg Afrika Selatan dan gitaris underrated kelahiran Jerman Tim Reynolds. Keduanya memang sudah sejak lama terlibat dalam kerjasama musikal. Reynold sering membantu album dan tur konser Dave Matthews Band. Sebelum merilis album “Live At Radio City Music Hall”, baik Matthews dan Reynold pernah melakukan hal serupa dalam album “Live At Luther College” di tahun 1999. Yang menarik, keduanya adalah multi-instrumentalis yang mumpuni.

Dibuka dengan akustik blues bertajuk “Bartender” dalam durasi mendekati 8 menitan. Matthews meradang. Reynold tak kalah sigap memberi tekstur. Blues sebagai sebuah ritual kenikmatan pun menggerayangi kuping pendengar.

Baik Matthews maupun Reynold memang telah menjadi senyawa. Jelas terdengar, mereka saling isi, saling menyeruak tanpa kecanggungan. Lepas dan cerdas.

Kitapun seolah mendapat versi segar dari Down By The River-nya Neil Young. Tafsir ulang yang dilakukan Matthews dan Reynold mengingatkan saya pada tafsir ulang Buddy Miles terhadap lagu yang sama tapi dengan aura soul R&B. Simaklah petikan Reynolds menjelang coda pada lagu ini yang seolah menuntun pendengarnya ke area lepas gravitasi.

Yeah, she could drag me over the rainbow,
send me away
Down by the river
I shot my baby
Down by the river,
Dead, oh, shot her dead.

Juga simak adaptasi yang cerkas pada lagu folk legendaris milik Woody Guthrie “This Land Is Your Land”. Atmosfer Americana yang memayungi blues, folk, jazz, Cajun, country jelas tertuang kuat di sebagian isi album yang direkam pada saat pertunjukan keduanya di Radio Music City Hall pada tanggal 22 April 2007.

Matthews dan Reynold memang berhasil membuat arransemen yang pas buat format 2 gitar akustik dan menggantikan fungsi band.

Lagu “Dancing Nancies” dari album “Under The Table and Dreaming” (Dave Matthews Band 1994) yang berdurasi lebih dari 9 menit dan bertempo upbeat mereka mainkan dengan sempurna, dengan spirit rock yang tajam. Lagu ini memang adalah lagu wajib yang sering mereka mainkan dalam konser-konsernya selama ini termasuk dalam album “Live At Luther College” (1999) maupun album “Central Park Concer” (2003). Bagi penggila Jam Band, lagu ini memang merupakan oase yang memupuskan dahaga.

Album yang dikemas dalam 2 cakram padat dengan 26 lagu ini memang pantas anda simak.

DENNY SAKRIE
http://simakmusik.blogspot.com/2008/...s-live-at.html
-==========================-
Jadi ingat waktu pertama kali liat video konser Dave Matthews and Tim Reynolds... tuh orang mainnya pake gitar kopong tapi dikakinya ada papan efek dan pedal wah banyak banget.... hehehehe... keren lah!

carter beauford...keren bgt!!Angkat Beer


Quote:Original Posted By Drumboy â–º
carter beauford...keren bgt!! Angkat Beer


Hahahha... kalau ngomongin DMB memang gak ada matinya.... apalagi kalau udah ngomongin drummer mereka si Carter B.

Gw senang sama permainannya Om Carter B. Unik banget, dia basicnya anak jazz sama motown tapi main musik rock. Permainannya perkusif banget, kadang bukan kayak main drum. Drummer ambidextrous yang main dengan open handed style, jadi jangan heran kalau dia bisa ngelead pakai tangan kiri maupun tangan kanan. Fill-innya keren, groovenya asyik dan improvisasinya dapat. Apalagi kalau dia udah mulai main sambil ngehisap permen karet dengan senyum yang lebar. Drummer paling asyik dan paling smooth yang pernah gw dengar.

Paling asyik kalau liat dia solo, beda dengan drummer rock kebanyakan yang solonya cuman showoff speed sama power, solonya Carter B. kuat banget di groove dan dynamics, feelnya asyik banget! Drummer ini emang cocok banget sama DMB yang hobi loncat-loncat aliran musik dan ketukan-ketukan aneh.


Quote:Original Posted By fox_lyan â–º
Hahahha... kalau ngomongin DMB memang gak ada matinya.... apalagi kalau udah ngomongin drummer mereka si Carter B.

Gw senang sama permainannya Om Carter B. Unik banget, dia basicnya anak jazz sama motown tapi main musik rock. Permainannya perkusif banget, kadang bukan kayak main drum. Drummer ambidextrous yang main dengan open handed style, jadi jangan heran kalau dia bisa ngelead pakai tangan kiri maupun tangan kanan. Fill-innya keren, groovenya asyik dan improvisasinya dapat. Apalagi kalau dia udah mulai main sambil ngehisap permen karet dengan senyum yang lebar. Drummer paling asyik dan paling smooth yang pernah gw dengar.

Paling asyik kalau liat dia solo, beda dengan drummer rock kebanyakan yang solonya cuman showoff speed sama power, solonya Carter B. kuat banget di groove dan dynamics, feelnya asyik banget! Drummer ini emang cocok banget sama DMB yang hobi loncat-loncat aliran musik dan ketukan-ketukan aneh.


yup.ni orang demen bgt maen odd time n fill nya variatif.

bwat yg mo maen drum groovy kind of fell,ulik band ini dahAngkat Beer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar